Minggu, 23 Agustus 2009

Salary Cap Bukan Solusi


Salary Cap Bukan Solusi

Silvio Berlusconi khawatir dengan perputaran uang diranah sepakbola Eropa. Tingginya gaji pemain dikhawatirkan bakal merusak kompetisi. Kekuasaan tim-tim berduit yang belanja gila-gilaan dengan mendatangkan pemain mahal, sulit ditandingi klub medioker dengan keuangan pas-pasan.
Karenanya presiden AC Milan itu berencana mengusulkan salary cap kepada UEFA selaku Organisasi Sepakbola Eropa. Salary cap adalah limit yang berhak dikeluarkan klub untuk membayar gaji pemain.
Kabijakan salary cap ini bertujuan untuk mengontrol pengeluaran klub. Setidaknya, besar penghasilan yang diterima pemain saat ini mesti dipangkas 50% demi stabilitas persaingan klub yang sehat.
“ Apa yang didapat pemain saat ini benar-benar kelewat batas dan diluar kenyataan. Kami mesti memiliki salary cap seperti di Amerika Serikat. Setidaknya 50% dari gaji yang ada benar-benar gila,” celoteh Berlusconi.
Solusi yang dihamparkan Berlusconi menguntit cabang olahraga di AS macam Hoki, Sepakbola atau Rugby di Inggris, tak diamini Fabio Cannavaro. Difensore
Juventus itu menilai salary cap bukan solusi tepat mengatasi gap lebar antara klub kaya dan gurem di tengah krisis ekonomi.
“Mungkin Presiden Berlusconi hanya memikirkan Milan ketika membahas salary cap. Faktanya tak semudah itu. Pemain khawatir dengan krisis ekonomi, tapi mengurangi gaji tak menyelesaikan masalah. Kalau gaji kami dipotong harga tiket harus turun juga,” pungkas Cannavaro.

Credits: PROGOL!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar